AirAsia Akuisisi Batavia Air Senilai US$80 Juta - Sesuai dengan peraturan penerbangan, maskapai asing tidak boleh menguasai lebih dari 49 persen sahamnya di maskapai Indonesia
Perusahaan penerbangan asal Malaysia, Air Asia Berhad bekerja sama dengan mitranya di Indonesia PT Fersindo Nusaperkasa mengambil alih kepemilikan saham maskapai Indonesia Batavia Air yang berada dalam naungan PT Metro Batavia senilai US$80 juta.
Menurut Presiden Direktur PT Fersindo Nusaperkasa, Darmadi, sesuai dengan peraturan penerbangan, maskapai asing tidak boleh menguasai lebih dari 49 persen sahamnya di maskapai Indonesia.
Untuk itu, Air Asia Berhad menggandeng PT Fersindo Nusaperkasa, yang notabene perusahaan Indonesia, untuk mengambil alih saham Batavia Air.
Nantinya Air Asia Berhad akan menguasai sebanyak 49 persen saham Batavia Air, sementara PT Fersindo Nusaperkasa akan menjadi pemegang saham mayoritas sebanyak 51 persen.
"Kami melihat potensi bisnis penerbangan di Indonesia cukup bagus dan sangat menjanjikan dengan pertumbuhan di atas 15 persen, makanya kami tertarik untuk bekerjasama dengan Air Asia Berhad," kata Darmadi dalam acara konfrensi pers di Jakarta, hari ini.
Darmadi mengatakan, untuk tahap awal akuisisi ini akan menguasai saham milik Batavia Air sebanyak 76,5 persen dan sisanya sebanyak 23,5 persen diharapkan dapat rampung diakuisi pada 2013 mendatang.
Sementara CEO Group Air Asia Tony Fernandes mengatakan, banyak alasan Air Asia berminat kerjasama dengan PT Fersindo Nusaperkasa untuk mengambil Batavia Air, salah satunya adalah sudah matangnya Batavia Air di bisnis penerbangan domestik.
Tony mengatakan, pihaknya mengakui jika Air Asia Indonesia masih belum kuat untuk menguasai pangsa pasar penerbangan domestik, namun cukup tangguh untuk penerbangan internasional, untuk itu pihaknya tertarik untuk mensinkronkan keduanya.
"Batavia Air memiliki penguasaan pasar domestik yang bagus, sementara kami memiliki penguasaan pasar Internasional yang baik namun lemah di domestik, untuk itu ini menjadi sebuah kerjasama yang baik dengan mensinkronkan keduanya," ujarnya.
Menurut Tony, kerjasama ini diharapkan dapat menjadi peluang untuk pertumbuhan ekonomi, tidak hanya bagi Air Asia Group namun juga untuk Indonesia karena akan berdampak pada banyak aspek ekonomi.